Selasa, 17 November 2015

“  MATERI KARANGAN ”



Debora Priscilla
22213095
3EB24

Universitas Gunadarma

Karangan


 

1. Pengertian karangan
            Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.

2. Macam-macam karangan
a)      Karangan ilmiah
            Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.

b)     Karangan non ilmiah
            Karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

c)      Karangan semi ilmiah
            Karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah

3. Sifat karangan
a)      Karangan ilmiah
Ø  Lugas dan tidak emosional
Mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
Ø  Logis
Disusun berdasarkan urutan yang konsisten
Ø  Efektif
Satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
Ø  Efisien
Hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
Ø  Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

b)     Karangan non ilmiah
            Emotif yaitu sedikit informasi, kemewahan & cinta menonjol, melebihkan kebenaran, mencari keuntungan, tidak sistematis, Persuasif yaitu Cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca, Diskriktif yaitu informatif se bagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya, pendapat Pribadi, Kritik tanpa dukungan bukti yaitu tidak memuat informasi spesifik, berisi bahasan dan kadangkadang mendalam tanpa bukti, berprasangka menguntungkan atau merugikan, formal tetapi sering dengan bahasa kasa.

c)      Karangan semi ilmiah
            Ditulis berdasarkan fakta pribadi, Fakta yang disimpulkan subjektif, Gaya bahasa formal, sederhana, dan popular, Tidak memuat hipotesis, Penyajian fakta dibarengi dengan sejarah, Bersifat imajinatif, Situasi didramatisir, dan bersifat persuatif.

4. Ciri-ciri karangan
a)      Karangan ilmiah
Ø  Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
Ø  Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
Ø  Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
Ø  Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
Ø  Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
Ø  Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
Ø  Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
.
b)     Karangan non ilmiah
Ø  Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
Ø  Fakta yang disimpulkan subyektif.
Ø  Gaya bahasa konotatif dan populer.
Ø  Tidak memuat hipotesis.
Ø  Penyajian dibarengi dengan sejarah.
Ø  Bersifat imajinatif.
Ø  Situasi didramatisir.
Ø  Bersifat persuasif.
Ø  Tanpa dukungan bukti.

c)      Karangan semi ilmiah
Ø  Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
Ø  Fakta yang disimpulkan subjektif.
Ø  Gaya bahasa formal dan popular
Ø  Mementingkan diri penulis;
Ø  Melebih-lebihkan sesuatu;
Ø  Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.






Referensi :



“Softskill Bahasa Indonesia”

 

Debora Priscilla
22213095
3EB24

Universitas Gunadarma


Contoh Karangan Semi ilmiah :

Artikel :

Mengurangi Penggunaan Elektronik Sebelum Tidur

 
           
            Pada malam hari adalah waktu yang tepat untuk menonton serial favorit kita di TV, mengecek media sosial di tablet, atau main games di smartphone sambil bersantai. Seperti inikah kebiasaan yang anda sering lakukan? Jika ya, maka anda salah satu dari sekian banyak orang yang saat ini mengalami gangguan tidur akibat pancaran cahaya dari elektronik.
            Sejumlah studi di berbagai jurnal medis telah membuktikan bahwa gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan cahaya elektronik, terutama bagian biru dari spektrum, menghalangi produksi melatonin dalam tubuh. Melatonin adalah hormone yang membuat kita untuk tidur.
            Nah, smartphone, computer, tablet sekarang ini menggunakan light-emitting diodes atau sering disingkat menjadi LED, yang cenderung memancarkan cahaya biru. Bahkan, televisi dengan cahaya belakang LED juga menjadi sumber cahaya biru, namun karena televisi dilihat dari jarak jauh, maka efeknya lebih kecil, ujar Debra Skene of Surrey, Inggris.
            LED juga kini semakin popular sebagai penerang ruangan. Meski begitu, bohlam putih hangat dengan cahaya biru itu lebih sedikit bisa menjadi pilihan daripada bohlam putih dingin untuk malam hari. Untuk saat ini, solusi terbaik adalah menghindari perangkat elektronik yang memancarkan cahaya terang di malam hari.
            Oleh sebab itu, kurangilah penggunaan perangkat elekronik dan kurangi menggunakan handphone pada kondisi gelap, atau redupkan intensitas cahaya pada layarnya, dan berilah jarak aman pada mata karena dapat berbahaya juga untuk kesehatan mata kita karena radiasi yang tinggi. Bahkan, radiasi pada malam hari dapat membuat kita menjadi pusing, mual dan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya lainnya seperti kanker atau tumor otak, dan lain-lain. Maka dari itu, mulai sekarang kurangi bahkan jauhilah kebiasaan buruk tersebut.




Kamis, 15 Oktober 2015

Bahasa Indonesia (Analisis Artikel)

“ Masalah-Masalah Ekonomi yang Melanda Indonesia, Masalah-Masalah Ekonomi Indonesia dari masa ke masa ”


Jumlah Pengangguran di Indonesia


Beberapa masalah ekonomi Indonesia yang pertama adalah pengangguran. Tiap-tiap th. penganguran senantiasa meningkat atau turun dalam sekala kecil. pengangguran adalah situasi di mana seorang yang telah layak untuk bekerja tetapi tak kerja. Hal semacam ini dikarenakan lantaran tak mempunyai keterampilan atau hal yang lain.
Pengangguran sendiri dibagi menjadi enam jenis. Ada pengangguran friksionil di mana seorang memanglah menentukan tidak untuk bekerja. Lalu ada pengaguran struktural yang dikarenakan lantaran seorang dipecat dari perusahaan. Setelah itu pengangguran teknologi di mana tenaga manusia ditukar dengan tenaga mesin. Lalu ada pengangguran siklikal yakni pengangguran secara detail. Ada juga pengangguran musiman yang di pengaruhi musim kerja spesifik. Type pengangguran yang paling akhir adalah pengangguran tak kentara di mana pengangguran ini tak tampak riil. Tetapi, beberapa masalah ekonomi Indonesia yang pertama ini mempunyai ciri sendiri. Tanda-tanda pengangguran disuatu Negara terhitung Indonesia adalah seperti berikut. Perkembangan masyarakat semakin banyak dari jumlah lapangan pekerjaan. Berkembangnya teknologi yang makin menukar peran manusia. Ada persaingan globalisasi yang memerlukan manusia dengan keterampilan serta IQ yang tinggi. Gengsi pada pekerjaan yang di tawarkan lantaran tak pas. takut tidak berhasil serta kemungkinan pekerjaan. Dan malas bekerja lantaran lowongan pekerjaan yang ada upah serta macamnya tak pas.

Inflasi

Beberapa masalah ekonomi Indonesia yang setelah itu adalah persoalan inflasi. Pengertian inflasi adalah menurunya nilai mata uang pada mata uang asing. Inflasi berlangsung lantaran harga barang komoditi naik dengan cara umum. Dengan cara ekonomi inflasi bisa dihitung dalam kurun saat spesifik. Inflasi juga dibagi dalam empat kelompok yakni inflasi mudah, tengah, berat, serta hyperinflasi. Karena terjadinya inflasipun dibagi dalam banyak hal seperti berikut. pertama inflasi yang berlangsung lantaran ada keinginan yang naik dengan cara umum. Lalu, Inflasi lantaran naiknya cost produksi, inflasi dari dalam negeri, serta inflasi dari luar negeri.
Nyatanya inflasi yang berlangsung dalam perekonomian membawa efek negatif serta positif. Efek negative dari inflasi adalah bikin pendapatan orang-orang turun. Lalu, inflasi akan turunkan pendapatan orang-orang dalam wujud kas. Setelah itu inflasi juga mengakibatkan tabungan orang-orang turun serta laju perkembangan ekonomi alami penurunan. Efek positif dari persoalan–masalah ekonomi Indonesia yang ke-2 ini yaitu mengambarkan ada laju perekonomian satu negara serta bikin orang-orang rajin bekerja untuk menambah kesejahteraan mereka.

Analisis :

1. Artikel ini merupakan karangan eksposisi
Alasan : Karena dalam artikel ini menjelaskan informasi yang dibutuhkan oleh para pembaca yaitu mengenai masalah-masalah ekonomi yang melanda Indonesia dari tahun ke tahun.

2. Apabila, dianalisis artikel ini menggunakan paragraf deduktif ( kalimat utamanya terletak di awal paragraf  lalu baru disertai dengan kalimat penjelasnya)
Terdapat pada :
·        Beberapa masalah ekonomi Indonesia yang pertama adalah pengangguran. (Paragraf  pertama pada “jumlah pengangguran di Indonesia”)
·        Pengangguran sendiri dibagi menjadi enam jenis. (Paragraf  kedua pada “jumlah pengangguran di Indonesia”)
·        Beberapa masalah ekonomi Indonesia yang setelah itu adalah persoalan inflasi. (Paragraf pertama pada “inflasi”)
·        Nyatanya inflasi yang berlangsung dalam perekonomian membawa efek negatif serta positif. (Paragraf kedua pada “inflasi”)

3. Dalam artikel ini terdapat kausal (Akibat-Sebab)
            Yang dapat kita lihat pada bagian artikel “Jumlah pengangguran di Indonesia” yaitu :
·        Akibat : Banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia
·        Sebab  : Karena, perkembangan masyarakat semakin banyak dari jumlah lapangan pekerjaan, Berkembangnya teknologi yang makin menukar peran manusia, Ada persaingan globalisasi yang memerlukan manusia dengan keterampilan serta IQ yang tinggi, Gengsi pada pekerjaan yang di tawarkan lantaran tak pas, takut tidak berhasil serta kemungkinan pekerjaan, dan malas bekerja lantaran lowongan pekerjaan yang ada upah serta macamnya tak pas.
Ada juga terdapat kausal (Sebab-Akibat)
Yang dapat kita lihat pada bagian artikel “inflasi” yaitu :
·        Sebab  : Karena adanya persoalan inflasi di Indonesia
·        Akibat : Memberikan dampak positif dan negative pada perekonomian di Indonesia. Efek negative dari inflasi adalah bikin pendapatan orang-orang turun. Lalu, inflasi akan turunkan pendapatan orang-orang dalam wujud kas. Setelah itu inflasi juga mengakibatkan tabungan orang-orang turun serta laju perkembangan ekonomi alami penurunan. Efek positif dari persoalan–masalah ekonomi Indonesia yang ke-2 ini yaitu mengambarkan ada laju perekonomian satu negara serta bikin orang-orang rajin bekerja untuk menambah kesejahteraan mereka.

Bahasa Indonesia 2 (Materi Penalaran)

“ MATERI PENALARAN ”



Nama    : Debora Priscilla
NPM     :  22213095
Kelas    :  3EB24


Universitas Gunadarma
PTA 2015/2016


Kata Pengantar

      Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat- Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan pembahasan materi penalaran ini. Penalaran ini berisi pembahasan mengenai penalaran, penarikan kesimpulan baik menggunakan deduktif atau induktif. Banyak referensi seperti website dan buku elektronik yang penulis gunakan untuk untuk menyelesaikan penulisan materi ini. Penulis berharap materi singkat ini bisa berguna untuk para pembaca. Penulis sadar masih terdapat kekurangan pada penulisan ini. Penulis mohon maaf apabila keterbatasan pembahasan yang belum tersedia dalam materi ini.

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

            Apa itu penalaran ? Penalaran itu bisa juga diartikan sebagai pengertian, Secara sederhana, penalaran dapat diartikan sebagai proses berfikir yang logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan berdasarkan proporsi-proporsi yang mendahuluinya.  Bahan pengambilan keputusan dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas). Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengankonklusi (consequence).Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

II. Rumusan Masalah
1. Apa itu penalaran?
2. Apa itu proposisi?
3. Apa inferensi, Implikasi, Wujud evidensi itu?
4.Bagaimana cara menguji data dan menilai autoritas?

III. Tujuan
           Untuk mempelajari penalaran dan penarikan kesimpulan berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia dalam materi penalaran ini khususnya.

BAB  II
ISI

1. Pengertian Penalaran
            Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu :
·        Penalaran Deduktif
            Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal ini adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
1. Dasar pemikiran utama (premis mayor)
2. Dasar pemikiran kedua (premis minor)
3. Kesimpulan
Contoh:
Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
Premis minor  : Bob adalah siswa kelas X SMA
Kesimpulan    : Bob wajib mengikuti jam pelajaran Sosiologi.

·        Penalaran Induktif
                        Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Dalam penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan yang bersifat umum.
Contoh:
Bukti 1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti 2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti 3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai
Kesimpulan: Semua logam apabila dipanaskan akan memuai.

·        Pendekatan Ilmiah (Gabungan antara Deduktif dan Induktif)
Metode berpikir pendekatan ilmiah adalah penalaran yang menggabungkan cara berpikir deduktif dengan cara berpikir induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan suatu hipotesis. Misalkan seorang siswa yang apabila sebelum berangkat sekolah telah sarapan terlebih dahulu dalam porsi yang banyak, dia tidak akan kelaparan hingga jam pelajaran berakhir. Secara deduktif, akan disimpulkan bahwa setiap anak yang makan banyak tidak akan cepat lapar. Untuk menjawab kasus seperti ini, kita ajukan pertanyaan mengapa seorang siswa cepat lapar? Untuk itu, kita  ajukan hipotesis bahwa siswa akan cepat lapar jika makanan yang   dimakan kurang memenuhi standar gizi dan energi yang dihasilkan oleh makanan tersebut sedikit. Kemudian secara induktif  kita uji untuk mengetahui apakah hasil pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan tersebut.

Secara umum penalaran ilmiah ada 2 macam, yaitu:
                            A. Penalaran Induktif
            Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Contoh:
Kambing mempunyai mata; gajah mempunyai mata, demikian pula dengan kucing, anjing, dan berbagai binatang lainnya. Jadi, semua binatang mempunyai mata.
Ada 2 keuntungan dengan penalaran induktif, yaitu:
a. pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
b. dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.

Jenis-jenis penalaran induktif:
a. Generalisasi, yaitu proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
b.  Analogi (Analogi Induktif), yaitu proses penalaran untuk menarik suatu kesimpulan/inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
Contoh:
Siswa di Medan berseragam; siswa di Jakarta berseragam; siswa di Papua juga berseragam. Jadi, dapat dianalogikan bahwa siswa di Semarang juga berseragam.
c. Hubungan Sebab-Akibat
Menurut prinsip umum, semua peristiwa ada penyebabnya. Jangan menarik kesimpulan (sebab-akibat) yang tidak sah. Misalnya, orang menghubungkan suatu wabah atau penyakit dengan kutukan dewa atau tempat tertentu yang dianggap keramat.
Hubungan sebab-akibat antarperistiwa dapat berupa: hubungan sebab ke akibat, akibat ke sebab, atau akibat ke akibat.

                             B. Penalaran Deduktif
                        Penalaran deduktif (prosesnya disebut deduksi), yaitu cara berpikir yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau keputusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala. Kesimpulannya bersifat khusus. Jadi, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.
Proses berpikirnya dinamakan silogisme, yaitu bentuk prose penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan: premis mayor dan premis minor) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan.
 A. Kesalahan Penalaran
            Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa (1) kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas, (2) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat, (3) kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena: (1) kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi; (2) kesalahan karena adanya term keempat; (3) kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan (4) kesalahan karena adanya 2 premis negatif.

                      B. Konsep dan simbol dalam penalaran
            Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

                      C. Ciri-ciri Penalaran
Berikut ini merupakan ciri-ciri penalaran:
Ø  Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
Ø  Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Ø  Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
Ø  Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
Ø  Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.

2.  Proposisi
            Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya.  Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni:
1.    Subyek, perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara.
2.    Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek.
3.    Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat.
Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana. Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana.
Banyak pemikir modern berpikir bahwa "pernyataan" dan "proposisi" adalah sinonim, atau paling tidak seharusnya sama.

3.  Inferensi dan Implikasi
            Inferensi merupakan sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang selalu terlibat dalam tindak tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi dilakukan untuk sampai pada suatu penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan yang diterima dan pembicara atau (penulis). Dalam keadaan bagaimanapun seorang pendengar (pembaca) mengadakan inferensi. Pengertian inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis (pembicara).
Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis.
Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).

a.Inferensi Langsung
            Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh:
Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.
Contoh:
Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.       
Dari premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.

b.Inferensi Tak Langsung
            Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
Contoh yang lain;
A : Saya melihat ke dalam kamar itu.
B : Plafonnya sangat tinggi.
Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya:
C: kamar itu memiliki plafon

             Implikasi adalah ucapan/ pernyataan tentang fakta, tanpa mempertimbangkan pendapat – pendapat pihak lain tentang fakta tersebut.
Contohnya : Tadi pagi terjadi tabrakan di depan kampus.
         Dapat kita ketahui bahwa implikasi dapat kita artikan sebagai tindakan. Apabila mendengar pernyataan dari contoh tersebut secara naluriah ada hasrat ingin membuktikan kebenaran fakta tersebut . misalnya pada contoh pernyataan diatas, untuk memastikannya kita bisa datang ke tempat tabrakan itu terjadi, apabila akibat dari peristiwa itu tidak dapat terlihat lagi, maka kita mencari informasi lebih lanjut kepada orang – orang yang menyaksikan peristiwa itu. Jika informasi yang kita peroleh tentang peristiwa itu sama, maka kita bisa meyakini pernyataan tersebut fakta dan benar terjadi.

4. Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Lain hal dengan wujud evidensi bisa berupa angka statistic atau keterangan lain yang dikumpulkan untuk mendukung suatu pernyataan.
Contohnya : kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, “Ada tiga jendela di dalam ruang ini,”
            Artinya kita bisa langsung menyimpulkan pernyataan itu benar karena evidensi yang memadai serta data informasi dapat dibukttikan kebenarannya.

5. Cara Menguji Data
         Data atau informasi yang digunakan dalam proses penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu diperlukan untuk menguji data atau informasi untuk mengetahui kebenarannya dan menjadikannya sebagai fakta. Kumpulan fakta disebut evidensi yang digunakan menyimpulkan pernyataan.
Dibawah ini cara yang digunakan untuk menguji data/informasi :
Ø  Observasi, pengujian data yang langsung terjun ke lapangan dengan cara mengamati dan mengumpulkan data untuk memperkuat informasi bersifat fakta.
Ø  Kesaksian, pendapat yang diungkapkan oleh seseorang dimana kesaksiannya berkaitan untuk memperkuat kebenaran dari data yang sedang diuji.
Ø  Autoritas, kekuasaan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan pengumpulan data guna memperkuat informasi.

6. Cara Menilai Autoritas
            Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :

      1. Tidak mengandung prasangka
            Pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.

      2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
            Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.

 3. Kemashuran dan prestise
            Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.    

      4. Koherensi dengan kemajuan
            Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.

BAB III
Kesimpulan

            Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan/pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Proposisi mempunyai 3 unsur yaitu : subjek, predikat, dan kopula. Inferensi dibagi dua yaitu inferensi langsung dan tidak langsung. Implikasi adalah ucapan/ pernyataan tentang fakta, tanpa mempertimbangkan pendapat – pendapat pihak lain tentang fakta tersebut. Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Cara menguji data yaitu: observasi, kesaksian, autoritas. Dan cara menilai autoritas dibagi menjadi 4 cara.


Referensi :